Kamis, 07 Februari 2008

USIA AMANAT ALLAH

Umur atau usia merupakan salah satu modal utama bagi kehidupan manusia di alam fana ini. Ia adalah suatu masa yang diamanatkan oleh Allah kepada seorang hamba, yang nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas pemanfaatan umur tersebut. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw. : “Tidak akan tergelincir kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya 4 perkara ;

pertama untuk apa umurnya dihabiskan,

kedua waktu mudanya untuk apa dihabiskan,

ketiga dari mana harta bendanya diperoleh, bagaimana cara memperolehnya serta dibelanjakan untuk apa,

keempat untuk apa ilmu yang didapatkan.”

Secara umum telah kita fahami bahwa umur kita akan dimintai pertanggungjawaban di depan pengadilan akhirat namun secara khusus masa muda dipertanyakan sendiri. Hal ini karena masa muda merupakan masa yang sangat istimewa, penuh arti, penuh cita dan harapan, penuh keceriaan, penuh kekuatan seolah-olah orang yang berusia muda tak akan pernah merasa menjadi tua, tak akan pernah mati padahal batas antara lemah dan kuat, hidup dan mati, sehat dan sakit, gembira dan duka begitu tipis jedanya. Allah telah memberi peringatan lewat firman-Nya :

Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.

(QS. Ar Ruum : 54)

Karena batas antara hidup dan mati begitu dekat sementara umur adalah amanat yang tidak lepas dari pertanggungjawaban maka sudah sepantasnyalah kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Kita ukir sejarah hidup kita dengan amal shalih, dengan ibadah, dengan akhlaqul karimah sehingga meskipun suatu saat jasad telah terpisah dengan nyawa kita namun untaian amal ibadah dan akhlaq kita masih dikenang oleh sesame, seperti halnya peribahasa: Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.

Oleh karena itu marilah kita jalani masa-masa hidup kita dengan mengukir sejarah nama baik (good reputation) dengan memperbanyak amal ibadah, mempertebal iman, meningkatkan takwa dan santun terhadap sesama sehingga hidup kita yang hanya sekali ini menjadi lebih bermakna, begitu indah dan damai, menyejukkan hati.

Hidup yang berkualitas bukan terletak pada lamanya usia kita atau banyaknya harta yang kita miliki namun terletak pada perbendaharaan amal ibadah kita. Rasulullah mengajarkan bahwa manusia yang paling baik adalah yang panjang umurnya dan banyak amalnya sedangkan manusia yang paling buruk adalah yang pendek umurnya namun banyak sekali tindak maksiatnya.(HR Ahmad)

Mushofa Asy Syauqi mengatakan, “Waktu yang kita lalui sehari, seminggu, sebulan, setahun seperti halnya sebuah almari kosong yang kita miliki, akan diisi apa almari kita itu, dengan sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk atau kita biarkan kosong terus begitu saja.”

Masa atau waktu yang telah diamanatkan kepada kita jangan sampai membawa kita kepada kerugian sebagaimana telah diisyaratkan dalam QS Al ‘Ashr ayat 1-3, hanya dengan iman dan amal shalih serta saling nasehat menasehati yang akan menyelamatkan kita dari bahaya kerugian.

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya

mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr : 1-3)

Dengan nikmat umur yang panjang banyak manusia diuntungkan dan sebaliknya banyak pula orang yang celaka. Oleh karena itu janganlah kita terperdaya oleh kenikmatan ini. Sabda Rasulullah, “Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu yaitu nikmat sehat dan nikmat sempat.”

Begitu banyak manusia yang diberi nikmat sehat dan juga waktu luang yang panjang namun tak dimanfaatkan dalam bingkai amaliah sebagaimana telah digariskan syariat tetapi sebaliknya digunakan untuk sesuatu ambisi keduniawian yang jauh dari cahaya agama dan ridlo ilahi bahkan lebih parah lagi mempertuhankan hawa nafsunya.

Sebelum dating hari kiamat Nabi saw mengajarkan kepada umatnya supaya menyadari bahwa umurnya semakin bertambah dan jatah hidupnya semakin berkurang, ada tonggak-tonggak umur yang penting yang harus kita perhatikan secara khusus. Tonggak umur utama manusia adalah 40 tahun. QS. Al Ahqaf : 15-16

5. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

16. Mereka Itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang Telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang Telah dijanjikan kepada mereka. (QS. Al Ahqaf : 15-16)

Rasulullah mengatakan bila seseorang manusia telah mencapai usia 40 tahun namun amal kebaikannya tidak mampu menghapus kejelekannya maka syetan akan mencium kedua matanya sambil berkata “inilah manusia yang tidak beruntung.” Sabda Rasulullah yang lain : “Barang siapa yang telah mencapai usia 40 tahun tetapi kebajikannya lebih sedkit daripada kejahatannya maka bersiap-siaplah untuk berangkat menuju neraka.”

Sisa umur kita yang masih ada ini adalah kesempatan kita, mari kita hiasi dengan berbagai amaliyah yang bermanfaat baik bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa,bangsa dan agama. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntang fidunya wal akhirah.