Selasa, 12 Februari 2008

BERAKHLAQ MULIA DI MANA SAJA...

Kedudukan Akhlaq dalam Islam

Allah SWT sangat mencintai akhlak mulia dan membenci kebalikannya. Oleh karena itu Akhlaq adalah ibadah, karena tak satupun perkara yang dicintai Allah kecuali dia termasuk bagian dari ibadah dan perkara yang penting dalam agama. Rasulullah menegaskan bahwa orang mukmin dapat meraih derajat orang yang salat dan puasa karena akhlaqnya yang mulia.
Ibnu Qayyim berkata bahwa agama ini seluruhnya adalah akhlaq, maka barang siapa memperbaiki akhlaqnya maka baik pula agamanya.
Di antara dalil-dalil syar’i yang menganjurkan untuk selalu berkhlaq mulia antara lain :


“ Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”(Al A’raaf : 199).

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (At Tahrim : 6).

Bahkan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang utama adalah untuk memperbaiki akhlaq manusia sebagaimana sabdanya “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia ”. HR Ahmad.

Para ulama sebagai pewaris para Nabi juga menganjurkan kepada umat manusia untuk selalu berhias dengan akhlaq mulia, menyambung tali silaturahmi, membuka hubungan dengan orang yang memusuhi, memaafkan orang yang mendzalimi serta berbuat baik kepada kedua orang tua.

Konotasi bahwa Islam adalah teroris, berkembang biak dengan perantara pedang (kekerasan), tidak berperikemanusiaan, dan menyalahi prinsip-prinsip hak azasi manusia jelas-jelas tidak dapat dibuktikan hanya karena ada sebagian kecil pemeluknya yang melakukan hal tersebut. Pada prinsipnya agama Islam adalah agama yang membawa misi kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, rahmatan lil ‘alamiin.

Adab kepada Allah

Ibnul Qayyim berkata: “Maksud adab kepada Allah adalah menegakkan agama-Nya, beradab dengan adabnya secara dhahir maupun bathin. Tidaklah sempurna adab seseorang kepada Allah kecuali dengan tiga perkara : mengenal nama dan sifat-sifat-Nya, mengenal agama dan syariatn-Nya, mengenal apa yang Dia cintai dan Dia benci dengan jiwa yang pasrah dan siap menerima kebenaran secara ilmu dan amal”.

Ada 10 point cara beradab kepada Allah :

  1. Mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya
  2. Menerima kabar dari Allah dengan mengimani dan membenarkannya
  3. Menerima dan melaksanakan segala hokum-hukum Allah
  4. Sabar dan menerima keputusan Allah
  5. Meyakini bahwa segala hukum Allah akan membawa kebaikan dan keadilan bagi hamba -Nya
  6. Mengagungkan Al Qur’an dan Kalamullah
  7. Berbaik sangka kepada Allah
  8. Santun dalam berbicara
  9. Mengenal dan mengamalkan konsekuensi nama dan sifat Allah
  10. Membela dan mendahwahkan agama Allah