Sabtu, 16 Februari 2013

Memuliakan Janda dan Anak Yatim



Pembaca,renungkanlah keutamaan dan berkah berbuat baik pada Janda dan Anak Yatim dalam cerita berikut ini. Sesungguhnya yang sering orang anggap hina di mata manusia, amat dimuliakan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Bukalah hati.. ulurkan tangan.. membagi rezeki kita pada mereka tidak akan membuat kita jatuh miskin atau usaha kita bangkrut,bahkan sebaliknya. Berderet berkah telah menanti, beban kita diangkat oleh Allah,kesulitan kita dimudahkan,hati tentram,keluarga sakinah dan rezeki menjadi barokah. Buktikanlah!
Ada seorang janda yang masih keturunan Alawi bersama beberapa anak perempuannya. Setelah suaminya meninggal, keadaannya jatuh miskin. Suatu hari ia membawa anak-anaknya pergi untuk mengungsi karena khawatir mendapat perlakuan tidak baik dari musuh. Ia memasukkan anak-anaknya ke dalam masjid yang kosong, karena cuaca begitu dingin saat itu. Melihat anak-anaknya yang kelaparan maka ia keluar masjid untuk mencari makanan..
Di jalan ia bertemu dengan seorang Muslim yang merupakan Syaikh di daerah tsb, kemudian ia menceritakan keadaan dirinya,bahwa ia adalah keturunan Alawi yang membutuhkan makanan. Akan tetapi syaikh Muslim tsb mengatakan:”Kemukan bukti dan saksi bahwa engkau wanita keturunan Alawi.” Lalu wanita ini menjawab:”saya seorang yang merantau,dan belum ada seorangpun yang mengenal saya.” Apa yang terjadi? Syaikh Muslim itu berpaling dan meninggalkan wanita tsb karena wanita ini tidak dapat memberikan bukti dan saksi. Janda ini amat bersedih atas perlakuan syaikh Muslim itu.
Di tengah perjalanan berikutnya wanita ini bertemu dengan orang Majusi,dan ia menceritakan keadaannya seperti ia menceritakan kepada Syaikh Muslim tadi. Ternyata orang Majusi ini menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak janda dan dibawa ke rumahnya untuk tinggal dan diberikan pakaian beserta makanan yang cukup.
Ketika waktu masuk tengah malam,syaikh Muslim bermimpi seolah kiamat telah terjadi. Dalam mimpinya ia melihat gedung yang begitu indah,dengan rangkaian berlian dan yakut. Ia bertanya pada Rasulullah SAW:”untuk siapakah gedung ini?” kemudian Rasul SAW bersabda:”untuk orang muslim yang bertauhid.” Lalu syaikh ini menjawab:”saya muslimyang bertauhid.” Rasul SAW berkata:”Kemukakan bukti dan saksi bahwa engkau muslim yang tauhid.” Syaikh ini kebingungan… Lantas Rasul SAW bersabda:”Ketika engkau didatangi seorang janda Alawi,engkau meminta bukti dan saksi,sekarang engkau buktikan bahwa engkau seorang Muslim!” Syaikh ini terbangun dari mimpinya dan ia sangat sedih karena telah menyianyiakan janda Alawi tsb.
Keesokan harinya Syaikh ini berkeliling mencari wanita Alawi,sampai akhirnya dia mendapat berita bahwa wanita Alawi tsb tinggal di rumah seorang Majusi. Maka didatanginya orang Majusi tsb dan serta merta ia meminta agar orang Majusi tsb menyerahkan janda Alawi padanya. “Aku bayar seribu dinnar,dengan syarat serahkan janda Alawi tsb dan anak-anaknya.” Tapi orang Majusi itu berkata:”Aku tidak akan menyerahkan janda itu beserta anak-anaknya.Karena aku telah mendapat berkah dari mereka.Semalam akupun bermimpi melihat gedung yang sama dengan yang kau lihat dalam mimpimu.Kemudian Rasul SAW bersabda:”Gedung nan indah beserta isinya tsb untukmu dan keluargamu karena kau telah menerima Janda sekaligus anak-anak yatim tsb.Engkau dan orang yang ada di rumahmu termasuk ahli surga.Karena sejak awal engkau telah menjadi orang yang beriman.”
Majusi itu berkata:”Gedung yang kau lihat itu dibangun untukku.Janda itu telah menunjukkanku pada Islam. Demi Allah,tidaklah aku tertidur tadi malam,melainkan aku dan keluargaku telah masuk Islam diatas tangan perempuan yang mulia ini.” Syaikh ini berpaling sambil membawa rasa kecewa yang ukurannya tidak diketahui kecuali oleh Allah SWT.

Rabu, 14 Oktober 2009


Jangan Bercemas-cemas, Mari Kita Berkemas-kemas!


Analisa para ahli dengan berbagai latar belakang disiplin ilmunya, yang mengatakan bahwa tahun 2015  terjadi Qiamat,  setelah rentetan Gempa  yang terjadi di tanah air akan ada Gempa yang lebih dahsyat yang bisa diukur lebih dari 8, sekian SR kemudian ada yang bilang -- entah benar atau asal ngomong tanpa dasar-- bahwa pulau Jawa  akan terbelah akibat gempa tersebut. Gunung , angin, lautan, bahkan bumi tempat kita berpijak pun menjadi tidak bersahabat maka pada saat itu  tidak banyak yang selamat dari akumulasi bencana tersebut. 
Pernyataan-pernyataan ini, bagi sebagian orang awam agama, awam ilmu pengetahuan menjadi bayang-bayang  skeptis yang menghantui perjalanan hidupnya. Sehingga tak jarang  mereka mencari sesuatu  yang dianggap dapat menyelamatkan dirinya walaupun  kadang mereka keliru dalam mencari perlindungan.  Bagi kita orang Islam yang  punya akal pikiran, punya Al Qur'an menanggapi statemen seperti itu  semestinya tidak lantas menelan mentah-mentah analisa mereka. Kita haqqul yaqqin bahwa segala sesuatu itu Allah  SWT yang menentukan meskipun pedang terhunus telah berada di batang leher kita, atau mata pistol siap picu  telah mengarah ke kepala kita, atau katakanlah kita  menginjak daratan dengan potensi gempa yang luar biasa, namun lagi-lagi iman, tawadhu' dan tawakkal kita  harus kita kedepankan untuk mengantisipasi keadaan tersebut. 
Sungguh luar biasa urusan orang  Mukmin itu segala sesuatu tetap dianggap baik, saat men dapat mushibah sabar dan tabah, saat mendapat nikmat bersyukur. Maka tak ada lagi yang kita cemaskan, tetapi senantiasa kita berkemas-kemas untuk menggapai sukses hakiki yakni menyongsong syurga yang luasnya selangit dan bumi, yang disediakn bagi orang-orang yang bertakwa. Berkemas-kemas bukan berarti kita bersihkan dan bereskan yang ada tetapi berkemas-kemas dalam rangka mempersiapkan kehidupan akhirat yang lebih langgeng abadi.
Karena akhirat itu pasti, qiamat itu pasti dan kematian itu juga pasti maka tak diragukan mari kita berbekal sebanyak-banyaknya sehingga perjalanan kita ke "sana" serasa indah dan menyenangkan karena bekal kita melimpah.  Wallahu a'lam


Makna Hidup

Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup,
tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.
Nilai manusia, tidak ditentukan oleh bagaimana ia mati,
melainkan oleh bagaimana ia menjalani hidup.
Kekayaan manusia bukanlah diukur oleh apa yang ia peroleh,
melainkan diukur oleh apa yang telah ia berikan.
Maka nikmatilah setiap langkah hidup dan bersyulurlah selalu.
Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini,
namun hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri.
(Indra Surya)


Selasa, 13 Oktober 2009


JIWA YANG MULIA DAN HINA

Syaqiq bin Ibrahim mengatakan,
Pintu taufiq tertutup bagi manusia dari enam hal:
Pertama, tidak bersyukur terhadap nikmat;
kedua, mencintai ilmu tanpa mengamalkannya;
ketiga, berbuat dosa dan mengakhirkan akhirat;
keempat, bersahabat dengan orang-orang shalih tetapi tidak meneladani perbuatan mereka; kelima, mengakui rendahnya dunia tetapi mengejarnya;
keenam, mempercayai akhirat tetapi meremehkannya.
Sedangkan semua itu disebabkan oleh:
Pertama, tidak adanya rasa cinta dan takut;
kedua, lemahnya keyakinan; ketiga, lemahnya hati kecil (hati nurani);
keempat, lemahnya jiwa serta menggantikan sesuatu yang baik dengan sesuatu yang hina.
Sumber kebaikan adalah taufiq Allah swt dan kehendak-Nya, serta kemualian jiwa dan kebesaran-Nya.
Sedangkan sumber kejahatan adalah kehinaan, kerendahan dan kekerdilan jiwa.

(Ibnu Qayyim Al Jauziayah)





Jumat, 09 Oktober 2009

Astaghfirllah....Gempa lagi Gempa lagi



Berbagai peristiwa mushibah yang melanda negeri tercinta ini, rasanya tak habis-habis kita berpikir dan merenungkannya. Ada apa sebenarnya dengan umat ini?
"Apakah Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita tanya pada rumput yang bergoyang..."

Sekelumit syair Ebiet G. Ade yang selalu menghiasi suasana pilu penderitaan saudara-saudara kita.
Analisa para ahli seismolog dengan latar belakang ilmu mereka selalu saja muncul,
"Ini terjadi akibat adanya gerakan-gerakan pada patahan bumi, yakni lempeng asia dan australia yang notabene ada diwilayah perairan barat sumatra dan membentang hingga laut selatan pulau Jawa, sehingga pada saatnya nanti akan terjadi penyesuaian bumi yakni gerakan lempengan itu secara lebih ekstrim hingga mencapai 8, sekian  SR, akibatnya pulau Jawa akan diterjang Tsunami."
Bagi mereka yang tak memiliki dasar dan pegangan agama yang kuat akan membuat mereka bercemas-cemas, takut, miris, gelisah, resah dan kalut tenggelam dalam suasana terombang-ambing oleh ketidakpastian. Bahkan ada yang mengantisipasinya dengan berbagai cara, mulai ke Tukang Ramal hingga Paranormal, pergi ke tempat-tempat keramat seperti makam para Wali, Orang yang dianggap Suci untuk mencari solusi dan azimat yang tepat sehingga bila bencana itu datang dia akan selamat, yang ujung-ujungnya adalah negosiasi dan membuat MOU dengan Syetan, thoghut laknatullah. Bagi orang Kafir yang gak percaya dengan makhluk Ghaib dia akan mencoba menganalisa dengan membuat sangkaan-sangkaan yang tidak mendasar dan jauh dari Ilmu Islami (lih QS An Najm : 28)
Kita sebagai orang yang beriman dengan kualitas murni tanpa campuran syirik sedikitpun, menyadari betul bahwa semua yang terjadi tak lepas dari kehendak Allah SWT (lih. QS At Taubah: 51) yang hikmahnya adalah All Everything are the Best for All Human, tak ada satupun jejak-jejak Allah yang  berakhir sia-sia semua penuh makna, hanya saja kita yang naif dan latah dengan mengomentari, menganalisa berbagai peristiwa dengan kaca mata ilmu pengetahuan yang telah kita kuasai. Kadang kita merasa inilah simpulan terbaik terhadap sebuah peristiwa, padahal kebenaran hakiki itu hanya Allah SWT saja yang memiliki. Andaikan ini terjadi dan kita sebagai korbannya, kita tetap positif thinking n optimis terhadap-Nya. Kiranya dengan cara seperti itulah Allah SWT akan mengurangi dan menghapus dosa-dosa kita.
Lantas bagaimana kita sebaiknya?
Kembali kepada Al Qur'an, kita lihat rujukan dan referensi umat manusia yang super dahsyat ini.
Qur'an ini bukanlah buku sejarah, atau dongeng nina bobok atau sekedar alat tebar janji dan ancaman. Tetapi sebuah kitab panduan hidup manusia yang selalu update, representatif dan realistis terhadap fenomena alam yang terjadi baik dalam skala mikro maupun makro.

Adakah ini sebuah kebetulan?
Gempa Tasik terjadi pukul 15 : 04
"Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan." (QS Al Hijr/15 ayat 4)

Gempa Padang 1 terjadi pukul 17 : 16
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS Al Isra'/17 ayat 16)

Gempa Padang 2 (susulan) terjadi pada pukul 17 : 58
"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lohmahfuz).'" (QS Al Isra"/17 ayat 58)

Wallahu a'lam, kalau ini terjadi hanya kebetulan saja dengan timing seperti itu maka sudah selesai pembahasan ini. Namun bila kita lihat dan kita pahami, kita renungkan  makna ayat tersebut rasanya seperti diperas habis darah dalam urat nadi kita, lemas, merinding dan ngeri. 
Apakah Allah SWT ingin mengatakan "Lihat baik-baik ini surat dan ayatnya dalam Qur'an, lantas d0sa apalagi yang akan kamu perbuat, nikmat yang mana lagi yang akan engkau dustakan, tak cukupkah peringatan-Ku, tak bisakah kau belajar dari orang-orang yang mengalami kebinasan di jaman dulu. Kau punya mata tapi tidak untuk melihat, kau punya telinga tetapi tidak untuk mendengar, kau punya akal tapi tidak untuk berpikir dan kau punya hati tapi tidak untuk menghayati. Tidakkah kau sadari bahaya dan siksa Allah SWT itu siap kapan saja mengancam, di saat kau tidur, di saat kau bermain atau di saat kau makan dan minum."
Mari kita bendung musibah dengan:
  1. Banyak Istighfar dan bertaubat kepada-Nya (QS Nuh : 10-14)
  2. Memohon perlindungan kepada-Nya melalu Istighatsah (QS Al Anfal :9)
  3. Banyak beramal sholeh, insya Allah dengan ini kita bisa berwasilah kepada Allah (QS Hud :17)
  4. Menasehati para pemimpin walau  terkadang hal ini sulit untuk dilakukan
  5. Mendoakan pemimpin agar mendapatkan hidayah-Nya
  6. Meningkatkan ingkarul mungkar (mencegah perbuatan mungkar)
Abu Reyno
Jum'at, 9 Oktober 2009, 23.30