Jumat, 09 Oktober 2009

Astaghfirllah....Gempa lagi Gempa lagi



Berbagai peristiwa mushibah yang melanda negeri tercinta ini, rasanya tak habis-habis kita berpikir dan merenungkannya. Ada apa sebenarnya dengan umat ini?
"Apakah Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita tanya pada rumput yang bergoyang..."

Sekelumit syair Ebiet G. Ade yang selalu menghiasi suasana pilu penderitaan saudara-saudara kita.
Analisa para ahli seismolog dengan latar belakang ilmu mereka selalu saja muncul,
"Ini terjadi akibat adanya gerakan-gerakan pada patahan bumi, yakni lempeng asia dan australia yang notabene ada diwilayah perairan barat sumatra dan membentang hingga laut selatan pulau Jawa, sehingga pada saatnya nanti akan terjadi penyesuaian bumi yakni gerakan lempengan itu secara lebih ekstrim hingga mencapai 8, sekian  SR, akibatnya pulau Jawa akan diterjang Tsunami."
Bagi mereka yang tak memiliki dasar dan pegangan agama yang kuat akan membuat mereka bercemas-cemas, takut, miris, gelisah, resah dan kalut tenggelam dalam suasana terombang-ambing oleh ketidakpastian. Bahkan ada yang mengantisipasinya dengan berbagai cara, mulai ke Tukang Ramal hingga Paranormal, pergi ke tempat-tempat keramat seperti makam para Wali, Orang yang dianggap Suci untuk mencari solusi dan azimat yang tepat sehingga bila bencana itu datang dia akan selamat, yang ujung-ujungnya adalah negosiasi dan membuat MOU dengan Syetan, thoghut laknatullah. Bagi orang Kafir yang gak percaya dengan makhluk Ghaib dia akan mencoba menganalisa dengan membuat sangkaan-sangkaan yang tidak mendasar dan jauh dari Ilmu Islami (lih QS An Najm : 28)
Kita sebagai orang yang beriman dengan kualitas murni tanpa campuran syirik sedikitpun, menyadari betul bahwa semua yang terjadi tak lepas dari kehendak Allah SWT (lih. QS At Taubah: 51) yang hikmahnya adalah All Everything are the Best for All Human, tak ada satupun jejak-jejak Allah yang  berakhir sia-sia semua penuh makna, hanya saja kita yang naif dan latah dengan mengomentari, menganalisa berbagai peristiwa dengan kaca mata ilmu pengetahuan yang telah kita kuasai. Kadang kita merasa inilah simpulan terbaik terhadap sebuah peristiwa, padahal kebenaran hakiki itu hanya Allah SWT saja yang memiliki. Andaikan ini terjadi dan kita sebagai korbannya, kita tetap positif thinking n optimis terhadap-Nya. Kiranya dengan cara seperti itulah Allah SWT akan mengurangi dan menghapus dosa-dosa kita.
Lantas bagaimana kita sebaiknya?
Kembali kepada Al Qur'an, kita lihat rujukan dan referensi umat manusia yang super dahsyat ini.
Qur'an ini bukanlah buku sejarah, atau dongeng nina bobok atau sekedar alat tebar janji dan ancaman. Tetapi sebuah kitab panduan hidup manusia yang selalu update, representatif dan realistis terhadap fenomena alam yang terjadi baik dalam skala mikro maupun makro.

Adakah ini sebuah kebetulan?
Gempa Tasik terjadi pukul 15 : 04
"Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan." (QS Al Hijr/15 ayat 4)

Gempa Padang 1 terjadi pukul 17 : 16
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS Al Isra'/17 ayat 16)

Gempa Padang 2 (susulan) terjadi pada pukul 17 : 58
"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lohmahfuz).'" (QS Al Isra"/17 ayat 58)

Wallahu a'lam, kalau ini terjadi hanya kebetulan saja dengan timing seperti itu maka sudah selesai pembahasan ini. Namun bila kita lihat dan kita pahami, kita renungkan  makna ayat tersebut rasanya seperti diperas habis darah dalam urat nadi kita, lemas, merinding dan ngeri. 
Apakah Allah SWT ingin mengatakan "Lihat baik-baik ini surat dan ayatnya dalam Qur'an, lantas d0sa apalagi yang akan kamu perbuat, nikmat yang mana lagi yang akan engkau dustakan, tak cukupkah peringatan-Ku, tak bisakah kau belajar dari orang-orang yang mengalami kebinasan di jaman dulu. Kau punya mata tapi tidak untuk melihat, kau punya telinga tetapi tidak untuk mendengar, kau punya akal tapi tidak untuk berpikir dan kau punya hati tapi tidak untuk menghayati. Tidakkah kau sadari bahaya dan siksa Allah SWT itu siap kapan saja mengancam, di saat kau tidur, di saat kau bermain atau di saat kau makan dan minum."
Mari kita bendung musibah dengan:
  1. Banyak Istighfar dan bertaubat kepada-Nya (QS Nuh : 10-14)
  2. Memohon perlindungan kepada-Nya melalu Istighatsah (QS Al Anfal :9)
  3. Banyak beramal sholeh, insya Allah dengan ini kita bisa berwasilah kepada Allah (QS Hud :17)
  4. Menasehati para pemimpin walau  terkadang hal ini sulit untuk dilakukan
  5. Mendoakan pemimpin agar mendapatkan hidayah-Nya
  6. Meningkatkan ingkarul mungkar (mencegah perbuatan mungkar)
Abu Reyno
Jum'at, 9 Oktober 2009, 23.30



Tidak ada komentar:

Posting Komentar