Jangan Bercemas-cemas, Mari Kita Berkemas-kemas!
Analisa para ahli dengan berbagai latar belakang disiplin ilmunya, yang mengatakan bahwa tahun 2015 terjadi Qiamat, setelah rentetan Gempa yang terjadi di tanah air akan ada Gempa yang lebih dahsyat yang bisa diukur lebih dari 8, sekian SR kemudian ada yang bilang -- entah benar atau asal ngomong tanpa dasar-- bahwa pulau Jawa akan terbelah akibat gempa tersebut. Gunung , angin, lautan, bahkan bumi tempat kita berpijak pun menjadi tidak bersahabat maka pada saat itu tidak banyak yang selamat dari akumulasi bencana tersebut.
Pernyataan-pernyataan ini, bagi sebagian orang awam agama, awam ilmu pengetahuan menjadi bayang-bayang skeptis yang menghantui perjalanan hidupnya. Sehingga tak jarang mereka mencari sesuatu yang dianggap dapat menyelamatkan dirinya walaupun kadang mereka keliru dalam mencari perlindungan. Bagi kita orang Islam yang punya akal pikiran, punya Al Qur'an menanggapi statemen seperti itu semestinya tidak lantas menelan mentah-mentah analisa mereka. Kita haqqul yaqqin bahwa segala sesuatu itu Allah SWT yang menentukan meskipun pedang terhunus telah berada di batang leher kita, atau mata pistol siap picu telah mengarah ke kepala kita, atau katakanlah kita menginjak daratan dengan potensi gempa yang luar biasa, namun lagi-lagi iman, tawadhu' dan tawakkal kita harus kita kedepankan untuk mengantisipasi keadaan tersebut.
Sungguh luar biasa urusan orang Mukmin itu segala sesuatu tetap dianggap baik, saat men dapat mushibah sabar dan tabah, saat mendapat nikmat bersyukur. Maka tak ada lagi yang kita cemaskan, tetapi senantiasa kita berkemas-kemas untuk menggapai sukses hakiki yakni menyongsong syurga yang luasnya selangit dan bumi, yang disediakn bagi orang-orang yang bertakwa. Berkemas-kemas bukan berarti kita bersihkan dan bereskan yang ada tetapi berkemas-kemas dalam rangka mempersiapkan kehidupan akhirat yang lebih langgeng abadi.
Karena akhirat itu pasti, qiamat itu pasti dan kematian itu juga pasti maka tak diragukan mari kita berbekal sebanyak-banyaknya sehingga perjalanan kita ke "sana" serasa indah dan menyenangkan karena bekal kita melimpah. Wallahu a'lam
Pernyataan-pernyataan ini, bagi sebagian orang awam agama, awam ilmu pengetahuan menjadi bayang-bayang skeptis yang menghantui perjalanan hidupnya. Sehingga tak jarang mereka mencari sesuatu yang dianggap dapat menyelamatkan dirinya walaupun kadang mereka keliru dalam mencari perlindungan. Bagi kita orang Islam yang punya akal pikiran, punya Al Qur'an menanggapi statemen seperti itu semestinya tidak lantas menelan mentah-mentah analisa mereka. Kita haqqul yaqqin bahwa segala sesuatu itu Allah SWT yang menentukan meskipun pedang terhunus telah berada di batang leher kita, atau mata pistol siap picu telah mengarah ke kepala kita, atau katakanlah kita menginjak daratan dengan potensi gempa yang luar biasa, namun lagi-lagi iman, tawadhu' dan tawakkal kita harus kita kedepankan untuk mengantisipasi keadaan tersebut.
Sungguh luar biasa urusan orang Mukmin itu segala sesuatu tetap dianggap baik, saat men dapat mushibah sabar dan tabah, saat mendapat nikmat bersyukur. Maka tak ada lagi yang kita cemaskan, tetapi senantiasa kita berkemas-kemas untuk menggapai sukses hakiki yakni menyongsong syurga yang luasnya selangit dan bumi, yang disediakn bagi orang-orang yang bertakwa. Berkemas-kemas bukan berarti kita bersihkan dan bereskan yang ada tetapi berkemas-kemas dalam rangka mempersiapkan kehidupan akhirat yang lebih langgeng abadi.
Karena akhirat itu pasti, qiamat itu pasti dan kematian itu juga pasti maka tak diragukan mari kita berbekal sebanyak-banyaknya sehingga perjalanan kita ke "sana" serasa indah dan menyenangkan karena bekal kita melimpah. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar